Kota kecil sejuta cerita, beauty of java, itulah sebutan-sebutan yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan sebuah tempat di bagian selatan Kabupaten Brebes. Tempat itu adalah Bumiayu, salah satu dari tujuh belas kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes.
Seperti julukannya –kota kecil sejuta cerita-, Bumiayu menyimpan banyak sekali kisah unik yang sulit untuk dilupakan. Mulai dari asal nama Bumiayu sampai dengan kisah klasik anak sekolah yang selalu terkena macet di depan Mini market (MM).
Nama Bumiayu berawal dari pelarian Adipati Anom (Amangkurat II) ke Tegal, sebelum sampai tujuan Adipati Anom bertemu dengan seorang penduduk sekitar nan cantik jelita. Dari situlah akhirnya nama Bumiayu tercipta ( bumi artinya tempat/tanah dan ayu yang artinya cantik).
Bumiayu juga menyimpan banyak bukti penjajahan yang pernah terjadi di Indonesia, salah satunya adalah jembatan sakalibel. Jembatan kereta api yang dibuat sekitar tahun 1968 dengan panjang mencapai 298 ini tetap kokoh melintang di atas Sungai Kali keruh hanya dengan 15 saka atau penyangga. Meskipun sekarang sudah tidak digunakan sebagai jalur kereta api lagi, tetapi jembatan ini tetap populer dan banyak dikunjungi oleh warga karena memiliki pesona alam yang sangat memikat mata.
Sebagai pusat kegiatan ekonomi di Brebes bagian selatan, tentu terdapat beberapa tempat perbelanjaan yang unik. Pasar Wage contohnya, pasar yang hanya ada seminggu satu kali yaitu pada hari wage (hari jawa) ini menjual banyak jenis barang, mulai dari pisau sampai kerbau sekalipun. Selain Pasar Wage, ada satu tempat perbelanjaan yang terkenal di Bumiayu, yaitu mini market atau yang lebih dikenal dengan MM. Toko tersebut tidak dapat dipisahkan dari cerita kehidupan sehari-hari Bumiayu, karena disitulah biang dari segala kemacetan Bumiayu. Suara klakson, lalu lalang kendaraan yang tidak teratur, parkir sembarangan, dan angkutan umum yang ngetem sesuka hati semakin memperparah kemacetan dan memperbanyak kisah tak terlupakan.
Berbicara tentang sebuah daerah, tidak lengkap jika tidak membahas kuliner. Kuliner khas Bumiayu yang paling terkenal adalah ketan pencok dan mendoan. Selain dua makanan tersebut, ada beberapa makanan yang mungkin hanya dapat ditemukan di tempat ini, yaitu gorengan randhem. Gorengan yang terbuat dari ampas tahu yang diberi racikan rempah kemudian digoreng dengan balutan tepung terigu ini sangatlah enak untuk dijadikan teman sarapan atau hanya untuk camilan semata.
Secercah kain perca akan lebih indah dibanding semeter kain sutra, jika kain perca itu menyimpan sejuta cerita tentang kita. ( tulisan Herni fadla yunika )
sumber : rembes.net